Sudah Tau Belum? PlayStation Terlahir dari 'Pengkhianatan' Nintendo pada Sony

Sudah Tau Belum? PlayStation Terlahir dari 'Pengkhianatan' Nintendo pada Sony

Ilustrasi PlayStation, PS1 | Image Dibuat Menggunakan Teknologi AI Copilot--

FIN.CO.ID - Siapa sangka, konsol game ikonik PlayStation yang kini menjadi penguasa jagat game bersama Microsoft dan Nintendo, ternyata lahir dari sebuah 'pengkhianatan' yang melegenda? 

Lah, kok bisa PlayStation ini terlahir dari pengkhianatan?

Yuk, simak kisah menarik di balik kelahiran PlayStation!

Awal Mula PlayStation: Kolaborasi yang Kandas


Prototipe Nintendo PlayStation, Image Source: Mats Lindh/Flickr--

Pada tahun 1988, Sony dan Nintendo menjalin kerjasama untuk membuat add-on CD-ROM bernama Nintendo PlayStation untuk konsol Super Nintendo (SNES). 

Add-on ini memungkinkan SNES untuk memainkan game dari CD selain cartridge.

Namun, Nintendo membatalkan kerjasama ini karena alasan bisnis dan memilih Philips sebagai partner barunya. 

Oleh beberapa pihak, keputusan Nintendo itu dianggap sebagai sebuah pengkhianatan. 

Namun perlu dicatat, kala itu Nintendo punya alasan tersendiri melakukannya. 

Kecewa dengan keputusan Nintendo, Sony pun memutuskan untuk berjalan sendiri dan mengembangkan konsol game mereka sendiri.

Alasan di Balik Keputusan Kontroversial Nintendo

Terdapat dugaan bahwa ketidakmampuan Nintendo untuk mengontrol paten tertentu menjadi salah satu faktor yang mendorong mereka untuk beralih dari Sony ke Philips dalam proyek Nintendo PlayStation.

Menurut beberapa sumber, Nintendo memiliki kekhawatiran terkait kontrol paten atas teknologi CD-ROM yang akan digunakan dalam Nintendo PlayStation. 

Sony memegang beberapa paten penting untuk teknologi CD-ROM, dan Nintendo khawatir bahwa mereka tidak akan memiliki kendali penuh atas pengembangan dan penggunaan teknologi tersebut.

Makruf

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.