Hati-hati! Ribuan Pengguna Android TV sedang Diincar oleh Malware dan Virus Berbahaya

tekno.fin.co.id - 12/04/2024, 23:41 WIB

Hati-hati! Ribuan Pengguna Android TV sedang Diincar oleh Malware dan Virus Berbahaya
Sekelompok peretas secara diam-diam telah membangun botnet pada smart TV dan dekoder eCos, dan kemudian memonetisasi akses tersebut untuk mendapatkan kekayaan dalam jumlah besar.

FIN.CO.ID - Eranya smart TV alias TV pintar membuat adopsi perangkat tersebut semakin luas. 

Punya fungsi layaknya smartphone dalam ukuran layar yang besar, fitur-fitur di smart TV berhasil memikat banyak pengguna untuk hijrah dari TV biasa ke TV pintar.

Beragam aplikasi, game, Video on Demand atau VoD serta koneksi internet adalah beberapa fitur menarik di smart TV. 

Namun sayang, karena kecerdasan dan fiturnya, hal ini juga membuat smart TV memiliki kerentanan layaknya di smartphone atau perangkat Internet of Things (IoT) lainnya. 

Sekelompok peretas secara diam-diam telah membangun botnet pada smart TV dan dekoder eCos, dan kemudian memonetisasi akses tersebut untuk mendapatkan kekayaan dalam jumlah besar.

BACA JUGA: Vyacheslav Igorevich Penchukov: Penjahat Malware Trojan Zeus dan IcedID yang Infeksi Jutaan Komputer di Dunia

Mengklaim ada sekitar 170.000 bot aktif setiap hari dan mengingat tidak semua titik akhir aktif pada saat yang sama. 

Botnet diperkirakan akan jauh lebih besar, dengan para peneliti mengklaim telah melihat 1,3 juta alamat IP unik sejak Agustus 2023.

Untuk menginfeksi perangkat dengan malware, penjahat menipu korbannya agar mengunduh aplikasi berbahaya itu sendiri. 

Aplikasi yang belum disebutkan namanya ini menjatuhkan dua varian malware yaitu pandoraspear dan pcdn. 

Sementara yang satu bertindak sebagai trojan dan memungkinkan penyerang membajak pengaturan DNS dan menjalankan perintah. 

BACA JUGA: Jutaan Ponsel di 70 Negara Terinfeksi Malware Ini

Yang lain membantu membangun Jaringan Distribusi Konten (CDN) peer-to-peer (P2P) dan dapat melakukan serangan Distributed Denial of Service ( DDoS ).

Advertisement

Kampanye ini aktif sejak tahun 2015, klaim para peneliti, dan sebagian besar korban tampaknya berada di Brasil. 

Selama delapan tahun terakhir, secara diam-diam mengumpulkan kekayaan dari bayang-bayang. 

Aulia Yesella
Penulis