Risiko dari supply shock ini meliputi:
-
Dilusi nilai, setiap koin yang beredar menjadi “kurang langka”, menurunkan nilainya
-
Tekanan jual besar-besaran, terutama jika unlock terjadi dalam jumlah besar dalam waktu singkat
-
Perubahan sentimen pasar, dari bullish menjadi hati-hati bahkan bearish
Advertisement -
Reli palsu, harga naik karena supply sedikit, tapi anjlok ketika supply dibuka
Contoh nyata bisa dilihat pada proyek seperti Internet Computer (ICP) atau Optimism (OP), yang mengalami koreksi drastis usai token unlock besar-besaran.
FDV Tinggi: Red Flag atau Potensi?
FDV $65,15 miliar menempatkan Pi coin di antara jajaran proyek raksasa, bahkan lebih tinggi dari market cap banyak blockchain besar seperti Avalanche atau Polkadot. Tapi, tanpa utilitas konkret dan jadwal distribusi yang transparan, FDV setinggi ini justru bisa menjadi red flag.
Baca Juga
Apalagi, FDV seringkali menjadi bahan spekulasi dan overvaluasi. Investor yang tidak memahami konsep ini bisa terjebak membeli di harga tinggi, hanya untuk mendapati harga anjlok ketika pasokan mulai membanjiri pasar.
Strategi Tim Pi Network: Kuncinya Ada di Vesting
Kabar baiknya, supply shock bisa dikelola asal tim pengembang punya strategi vesting dan distribusi yang sehat. Ini mencakup:
-
Vesting bertahap, pelepasan supply dilakukan secara periodik dan proporsional
-
Insentif staking dan ekosistem, token digunakan sebagai alat transaksi dalam platform Pi (bukan hanya diperjualbelikan)
-
Komunikasi transparan, memberikan roadmap pelepasan supply untuk menghindari spekulasi berlebihan
-
Burning mekanisme (opsional), mengurangi supply secara permanen untuk menjaga kelangkaan
Namun, sampai saat ini informasi resmi dari tim Pi Network masih terbatas, khususnya soal jadwal unlock atau alokasi token. Ini memperbesar ketidakpastian dan membuat pasar mudah bereaksi berlebihan.
Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Buat kamu yang sedang memegang atau mempertimbangkan Pi coin, berikut langkah-langkah defensif: