fin.co.id - Shiba Inu (SHIB) dulu dikenal sekadar sebagai koin lucu yang lahir dari komunitas, tanpa fundamental atau produk nyata. Tapi hari ini, arah proyek ini mulai berubah drastis. SHIB tidak lagi puas jadi sekadar meme coin. Lewat pengembangan Shibarium, mereka mulai menanam pondasi serius di sektor DeFi, NFT, dan Web3.
Apakah ini berarti SHIB benar-benar bertransformasi menjadi token dengan utilitas? Ataukah ini hanya strategi branding semata? Mari kita kupas lebih dalam.
Shibarium: Gerbang Baru Menuju Dunia Utility
Salah satu langkah terbesar dalam evolusi SHIB adalah peluncuran Shibarium, jaringan Layer-2 di atas Ethereum. Proyek ini bertujuan untuk:
-
Mengurangi biaya gas Ethereum yang tinggi
Advertisement -
Mempercepat transaksi
-
Meningkatkan pengalaman pengguna dApp dan NFT
Lebih dari sekadar platform, Shibarium juga membawa sistem token burn otomatis dari setiap transaksi. Artinya, setiap aktivitas yang dilakukan pengguna bisa berdampak langsung pada berkurangnya suplai SHIB di pasar.
Baca Juga
SHIB Masuki Dunia DeFi: Bukan Lagi Cuma Coin Lucu
Dengan Shibarium, tim pengembang mulai memperluas cakupan fungsionalitas SHIB ke aplikasi terdesentralisasi (dApps). Ini termasuk:
-
Yield farming dan staking SHIB di liquidity pool
-
Integrasi dengan protokol pinjaman
-
Penggunaan sebagai token pembayaran dalam proyek DeFi berbasis Shibarium
Keterlibatan SHIB dalam dunia DeFi memberi peluang nyata untuk pertumbuhan organik. Investor yang sebelumnya skeptis terhadap meme coin kini mulai melirik SHIB sebagai bagian dari strategi diversifikasi DeFi mereka.
NFT & Shib the Metaverse: Dimensi Baru SHIB
Tak hanya DeFi, tim pengembang juga aktif membangun dunia metaverse bertajuk Shib: The Metaverse, tempat SHIB, BONE, dan LEASH akan digunakan sebagai aset utama. Di sini, pengguna bisa:
-
Membeli dan menjual tanah virtual
-
Menyesuaikan karakter