Kabar Gembira! Bitcoin Berpotensi Jadi Safe Haven Asset

Kabar Gembira! Bitcoin Berpotensi Jadi Safe Haven Asset

Bitcoin Berpotensi Jadi Safe Haven Asset-fin/diolah-

FIN .CO.ID - Harga Bitcoin (BTC) mengalami perubahan dinamis dan mulai menunjukkan tanda-tanda kematangan. Hal ini membuat BTC berpotensi menjadi safe haven asset.

"Lahirnya ETF (exchange traded fund), regulasi mengenai kripto yang semakin tertata di Indonesia maupun global, adanya instrumen derivatif, serta partisipasi institusi semakin signifikan membuat fluktuasi pergerakan harga bitcoin menjadi lebih stabil. Terlebih, jika nantinya dana institusi seperti dana pensiun sudah mulai masuk,” kata  CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta, Senin, 12 Februari 2024.

Adanya ETF Bitcoin Spot membuat likuiditas Bitcoin semakin luas dan berpotensi membawa dampak positif terhadap harga Bitcoin di masa depan.

Keberadaan ETF Bitcoin Spot turut memudahkan para trader dalam aktivitas jual beli Bitcoin, sehingga disimpulkan kehadiran ETF Bitcoin Spot memperluas likuiditas Bitcoin.

Diketahui, pada Jumat, 11 Januari 2024 setelah pengumuman persetujuan ETF, harga Bitcoin mencapai angka 47.642 dolar Amerika Serikat (AS). Namun, pada Selasa, 2 Januari 2024, harga Bitcoin turun menjadi 39.718 dolar AS atau setara dengan Rp621,8 juta.


Ilustrasi Bitcoin-David McBEE-Pexels

BACA JUGA:

Oscar menganggap penurunan tersebut hanya dinamika fluktuatif aset kripto yang dipicu oleh aksi taking profit dari pasar, terutama karena pada tahun 2023 terjadi kenaikan harga Bitcoin sebanyak dua kali lipat. Dia juga menyatakan ETF Bitcoin Spot dinantikan oleh banyak trader saham.

"ETF Bitcoin Spot dan bursa kripto memiliki demografi pasar yang berbeda. Pasar ETF Bitcoin Spot diisi oleh institusi dan pelaku saham, sedangkan bursa kripto diisi oleh individu. Karena itu, keberadaan ETF Bitcoin Spot mempermudah trader saham untuk berinvestasi dalam Bitcoin. Bahkan, hanya dalam satu hari setelah diluncurkan, total transaksi mencapai 4,6 miliar dolar AS. Setelah lima hari, total transaksi ETF Bitcoin Spot mencapai 11 miliar dolar AS," ungkapnya.

Selain itu, ETF Bitcoin Spot pertama akan hadir di Asia. Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (Securities and Futures Commission/SFC) dilaporkan menerima permohonan ETF Bitcoin Spot yang terjadi hanya beberapa minggu setelah SEC menyetujui ETF BTC Spot pertama di AS.

Tidak menutup kemungkinan negara lain juga akan mengikuti jejak yang sama seperti Hong Kong. Termasuk di Indonesia.

Oscar juga menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki ‘pekerjaan rumah’ yang besar untuk memperkenalkan ETF Bitcoin Spot. Namun, tidak menutup kemungkinan kehadiran ETF Bitcoin Spot di Indonesia.

"Peraturan di Indonesia terkait ETF masih perlu disempurnakan. ETF dapat dibentuk dengan berbagai sistem dan tidak hanya untuk satu komoditas. Bisa jadi nanti di masa depan, satu ETF dapat mencakup beberapa komoditas, seperti kripto, emas, dan saham. Oleh karena itu, penting untuk menyelesaikan regulasi sebagai dasar dari keberadaan ETF ini,” kata dia.

Setelah mengalami penurunan, harga Bitcoin kembali menguat 13,11 persen selama seminggu terakhir. Per hari ini, harga Bitcoin menyentuh 48.175 dolar AS.

Rizal Husen

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.