Crypto . 16/08/2025, 10:16 WIB
Penulis : Makruf | Editor : Makruf
fin.co.id - Harga Ethereum menjadi topik panas setelah sejumlah analis membicarakan kemungkinan flippening. Co-founder Ethereum, Joseph Lubin, percaya bahwa ETH bisa salip Bitcoin pada 2026.
Namun, pandangan berbeda datang dari Dr. Jonathan Blake, pakar ekonomi digital di Stanford, yang memperkirakan momen tersebut baru akan terjadi di 2029.
Seperti dilansir Yahoo Finance, Lubin menekankan bahwa Ethereum punya pondasi kuat sebagai infrastruktur ekonomi digital.
Yield dari staking, hadirnya ETF, dan regulasi yang makin jelas menjadi tiga faktor yang mendorong harga Ethereum bisa melejit dalam waktu dekat.
Selain itu, laporan Analytics Insight menyebut bahwa DeFi, NFT, serta smart contract terus berkembang dan memberi nilai tambah unik bagi Ethereum.
Dengan kombinasi faktor itu, banyak analis percaya ETH bisa menyalip BTC lebih cepat.
Imbal hasil staking ETH menarik minat investor jangka panjang.
ETF Ethereum memberi akses lebih luas ke pasar modal.
Regulasi pro-kripto mulai hadir di Amerika dan Eropa.
Ekosistem aplikasi di atas Ethereum terus tumbuh pesat.
Berbeda dengan Lubin, Dr. Jonathan Blake dari Stanford justru mengingatkan agar investor tidak terburu-buru.
Menurut laporan Yellow.com, ia menilai harga Ethereum memang naik stabil, tetapi belum cukup kuat untuk salip Bitcoin dalam waktu dekat.
Blake menekankan bahwa Bitcoin masih mendominasi sebagai aset lindung nilai.
Likuiditasnya jauh lebih besar, dan investor institusi tetap mengutamakan BTC sebagai aset utama.
Karena alasan itu, ia memperkirakan flippening baru akan terjadi sekitar tahun 2029.
PT.Portal Indonesia Media