Crypto . 05/06/2025, 12:53 WIB
Penulis : Makruf | Editor : Makruf
fin.co.id - Shiba Inu (SHIB) kembali jadi perbincangan hangat di komunitas kripto.
Bukan karena FOMO sesaat, tapi karena perkembangan proyek Shibarium yang mulai menunjukkan taringnya. Dari meme coin tanpa utilitas,
SHIB kini bersiap menjadi bagian dari infrastruktur Web3 lewat jaringan Layer-2 miliknya.
Tapi pertanyaannya, apakah ini benar-benar peluang besar untuk SHIB naik kelas? Atau hanya janji manis yang akan menguap seperti hype sebelumnya?
Shibarium adalah jaringan Layer-2 di atas Ethereum yang dikembangkan untuk mengatasi masalah skalabilitas dan biaya tinggi. Dirancang untuk mendukung transaksi cepat dan murah, Shibarium juga membuka jalan bagi proyek-proyek DeFi, NFT, dan aplikasi Web3 di bawah ekosistem Shiba Inu.
Bukan hanya itu, sistem burn otomatis SHIB dari transaksi di Shibarium memberikan mekanisme deflasi yang bisa berdampak positif terhadap harga dalam jangka panjang.
Melalui Shibarium, SHIB tidak lagi sekadar jadi token lucu. Kini SHIB mulai digunakan dalam:
Protokol DeFi seperti staking, farming, dan pembayaran
Marketplace NFT di jaringan Shibarium
Dunia virtual dalam proyek Shib: The Metaverse
Jika semua fitur ini benar-benar diadopsi oleh pengguna aktif, maka SHIB bisa mendapatkan nilai utilitas riil—sesuatu yang selama ini diragukan oleh investor besar.
Token burn bukan hal baru di dunia kripto, tapi eksekusinya di Shibarium tergolong menarik. Setiap transaksi di Shibarium akan menyumbang pada proses pembakaran SHIB, secara otomatis mengurangi total suplai.
Dengan total suplai lebih dari 589 triliun token, proses burn ini memang tidak akan mengubah harga secara instan. Namun, dalam jangka panjang, efeknya bisa signifikan—terutama jika volume transaksi terus tumbuh seiring adopsi Shibarium.
Harga: $0.00001284 (+2.23% 24 jam)
Market cap: $7.56 miliar
PT.Portal Indonesia Media