Crypto . 29/05/2025, 20:03 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - Harga Pi Network ke rupiah jadi topik panas di kalangan pengguna kripto Indonesia. Apakah nilainya benar-benar mencerminkan potensi proyek ini, atau masih sekadar prediksi di tengah ketidakjelasan status mainnet? Mari kita ulas datanya secara faktual dan menyeluruh.

Harga PI Network di CoinMarketCap real time (Tangkapan layar)
Harga Pi Network ke rupiah per hari ini, 29 Mei 2025, berada di kisaran Rp11.546, setara dengan US$0,75 menurut data CoinGecko. Namun, perlu dicatat bahwa angka ini berasal dari bursa yang memperdagangkan versi IOU atau testnet dari Pi Coin, bukan dari jaringan Open Mainnet secara resmi.
Seperti dilansir dari laporan CoinMarketCap dan MEXC, belum ada konfirmasi bahwa harga tersebut mencerminkan nilai resmi dari Pi yang telah divalidasi di jaringan mainnet. Artinya, pengguna harus tetap waspada sebelum memperdagangkan aset ini berdasarkan harga tersebut.
Bagi jutaan pengguna Pi Network di Indonesia, informasi harga Pi Network ke rupiah sangat krusial. Konversi ini memudahkan pemahaman nilai ekonomi dari koin yang telah mereka tambang selama bertahun-tahun. Dengan populasi kripto aktif yang besar, Indonesia menjadi pasar penting bagi masa depan adopsi Pi.
Namun, menurut laporan dari Bitget Academy, saat ini belum ada bursa lokal seperti Indodax atau Tokocrypto yang secara resmi memperdagangkan Pi. Maka, perhitungan nilai ke rupiah masih mengandalkan kurs dolar dari bursa internasional.
Beberapa faktor utama memengaruhi fluktuasi harga Pi Network ke rupiah:
Seperti dikutip dari CoinCodex, harga Pi diprediksi akan tetap bergerak di kisaran US$0,60 hingga US$0,80 selama tiga bulan ke depan, kecuali ada katalis besar seperti integrasi dengan bursa utama atau peluncuran aplikasi DeFi berbasis Pi.
Harga Pi Network ke rupiah bisa benar-benar akurat dan dapat diandalkan hanya setelah koin ini terdaftar secara resmi di bursa yang diawasi regulator. Sampai saat itu terjadi, angka yang beredar hanya bersifat indikatif dan spekulatif.
PT.Portal Indonesia Media