Crypto . 23/05/2025, 13:36 WIB
Penulis : Makruf | Editor : Makruf
fin.co.id - Shiba Inu (SHIB) kembali menjadi sorotan pasar kripto. Dengan lonjakan volume perdagangan harian yang menembus 394,6 juta dolar AS, token meme ini menunjukkan aktivitas yang tak bisa diabaikan begitu saja. Apakah ini peluang emas bagi trader harian, atau justru sinyal bahwa koreksi besar sedang mengintai?
Dalam artikel ini, kita akan mengulas kondisi terkini SHIB, menyajikan analisis teknikal singkat, serta membagikan beberapa strategi trading yang bisa dipertimbangkan oleh trader, baik pemula maupun berpengalaman.
Harga SHIB per hari ini berada di angka 0,00001556 dolar AS, naik 3,62 persen dalam 24 jam terakhir. Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan peningkatan kapitalisasi pasar menjadi 9,17 miliar dolar AS, menempatkannya pada posisi 16 dalam daftar aset kripto global berdasarkan kapitalisasi.
Dengan 1,5 juta holder dan suplai beredar yang mencapai 589,24 triliun SHIB, proyek ini tetap menjadi salah satu token berbasis komunitas terbesar di dunia. Namun perhatian utama hari ini bukan sekadar harga, melainkan volume perdagangan yang meledak tinggi dalam waktu singkat.
Volume perdagangan harian SHIB saat ini menyumbang 4,29 persen dari total kapitalisasi pasarnya, sebuah angka yang mencerminkan pasar yang sedang aktif. Biasanya, lonjakan volume mengindikasikan dua hal, meningkatnya minat beli atau distribusi besar-besaran dari pelaku besar (whale).
Dalam konteks SHIB, volume tinggi ini bisa berarti:
Banyak trader short-term yang mencoba masuk untuk mengambil momentum
Minat spekulatif terhadap altcoin mulai bangkit kembali saat dominasi Bitcoin melemah
Potensi breakout jangka pendek jika volume tetap konsisten dalam beberapa hari
Berikut beberapa strategi yang relevan dengan kondisi pasar SHIB saat ini:
Scalping cocok dilakukan ketika volatilitas dan volume sedang tinggi. Trader dapat memanfaatkan pergerakan kecil antara support dan resistance harian, misalnya:
Entry di kisaran $0.0000150
Exit cepat di sekitar $0.0000158 atau $0.0000160
Gunakan indikator RSI dan Bollinger Bands untuk mencari titik jenuh beli atau jual
Namun, perlu diingat bahwa strategi ini berisiko tinggi dan memerlukan eksekusi cepat serta spread rendah.
PT.Portal Indonesia Media