Cyber . 02/01/2025, 22:02 WIB
Penulis : Rizal Husen | Editor : Rizal Husen
fin.co.id - Transaksi aset kripto di Indonesia sepanjang Januari-November 2024 telah mencapai Rp556,53 triliun.
Nilai tersebut meningkat 356,16 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp122 triliun.
Angka tersebut disumbang oleh transaksi 5 jenis aset kripto yang banyak dimainkan di Indonesia.
"Ini membuktikan perdagangan aset kripto merupakan salah satu pilihan perdagangan yang diminati masyarakat," ujar Plt Kepala Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) Tommy Andana di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2025.
Jumlah pelanggan aset kripto hingga November 2024 mencapai 22,1 juta pelanggan.
Sementara itu, pelanggan yang aktif bertransaksi melalui calon pedagang fisik aset kripto (CPFAK) dan PFAK pada November 2024 berjumlah 1,3 juta pelanggan.
"Peningkatan jumlah pelanggan saat ini menunjukkan potensi pasar aset kripto di Indonesia yang masih sangat besar. Dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia diprediksi mampu menjadi salah satu pemimpin pasar kripto di dunia," papar Tommy.
Bappebti terus memperkuat kolaborasi dengan organisasi regulator mandiri (self regulatory organization/SRO), asosiasi, dan para pemangku kepentingan industri aset kripto di Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk mengembangkan ekosistem dan tata kelola aset kripto untuk memperkuat regulasi dan literasi kepada masyarakat.
Saat ini, ada 9 perusahaan yang sudah menjadi PFAK. yaitu PT Pintu Kemana Saja (Pintu), PT Bumi Santosa Cemerlang (Pluang), PT Aset Digital Berkat (Tokocrypto), dan PT Kagum Teknologi Indonesia (Ajaib).
Berikutnya, PT Tiga Inti Utama (Triv), PT Sentra Bitwewe Indonesia (Bitwewe), dan PT CTXG Indonesia Berkarya (Mobee), PT Rekeningku Dotcom Indonesia (Reku), dan PT Ekripsi Teknologi Handal (Usenobi).
PT.Portal Indonesia Media